LAPORAN ILMU PANGAN LANJUT KUNJUNGAN BULOG CAKRANEGARA


BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, perlu ditunjang peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Pangan dan gizi merupakan salah satu unsur yang penting  dan strategis, implikasinya adalah penyediaan, distribusi dan konsumsi pangan, dengan jumlah kemanan dan mutu gizi yang memadai, serta teknik penyimpanan yang harus benar-benar terjamin.
 Tersedianya produk pangan yang aman harus ditunjang oleh bahan baku yang berkualitas dengan teknik penyimpanan yang baik. Salah satu mata kuliah dalam kurikulum Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Mataram yang berkaitan dengan hal tersebut adalah mata kuliah Ilmu Pangan Lanjut yang merupakan kelanjutan dari mata kuliah Ilmu Pangan Dasar, yang brtujuan untuk mengetahui tentang proses, kegiatan dan tata laksana dalam penyimpanan bahan pangan dan atau produk pangan.
Mahasiswa Politeknik Kemenkes Mataram  Jurusan Gizi, sebagai calon Ahli Madyah Gizi, berkepentingan untuk mempelajari kualitas bahan pangan serta bagaiman teknik penyimpananya agar terjamin mutu bahan dari berbagai golongan : serealia, umbi-umbuan, kacang-kacangan, daging , ungggas , ikan , telur , susu , sayur-sayuran dan buah-buahan. Teori yang diperoleh dikelas perlu ditunjang dengan pengalaman langsung dilapangan. Melalui kegiatan oriantasi lapangan , mahasiswa diharapkan dapat mengetahui proses, kegiatan dan tata laksana penyimpanan bahan pangan .


B.   TUJUAN
v  Tujuan umum :
Mengetahui tentang cara penanganan dan penentuan mutu bahan pangan di suatu institusi.

v  Tujuan Khusus :
a.       Mengidentifikasi gambaran umum ( sejarah berdirinya, pengelolaan, ketenagaan, dll) lokasi kunjungan lapangan
b.      Mengidentifikasi cara/tahapan penanganan bahan pangan di lokasi kunjungan
c.       Mengidentifikasi cara penentuan mutu bahan pangan di lokasi kunjungan
d.      Mengidentifikasi sifat fisik, kimia dan organoleptik bahan pangan dilokasi kunjungan
e.       Mengidentifikasi tanda-tanda kerusakan yang terdapat pada bahan pangan di lokasi kunjungan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.         Sejarah
         Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan pokok untuk mengamankan penyediaan pangan dalam rangka menengakkan ekstensi Pemerintahan Baru. Selanjutnya setelah menjalani beberapa perevisian yaitu revisi pertama melalui Keppres No. 39 tahun 1962 tanggal 21 Januari 1969 tentang tugas pokok melakukan stabilitasi harga beras, revisi kedua melalui Keppres No. 39 tahun 1987 tentang pembangunan komoditas pangan yang multi komoditas, revisi ketiga melalui Keppres No. 103 tahun 1993 tentang perluasan tanggung jawab BULOG, yaitu ketika Kepala BULOG dirangkap oleh Manteri Negara Urusan Pangan.
        Pada tahun 1995 keluar Keppres No. 50 tentang penyempurnaan struktur oragisasi BULOG yang bertujuan untuk mempertajam tugas pokok, fungsi serta peran BULOG, pada Keppres No 50 tugas pokok BULOG mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras, gula, gandum, terigu, kedelai, pakan dan bahan pangan lainnya. Namun tugas tersebut berubah setelah keluarnya Keppres No. 45 tahun 1997 yaitu BULOG hanya mengelola beras dan gula. Kemudian melalui Keppres No.19 tahun 1998 tanggal 21 Januari 1998, pemerintah mengembalikan tugas BULOG seperti Keppres No.39 tahun 1968. Selanjutnya melalui Keppres No.19 tahun 1998, ruang lingkum komoditas yang ditangani BULOG kembali dipersempitseiring dengan kesepakatan yang diambil oleh Pemerintah dengan pihak IMF yang tertuang dalam Letter of Intent (LOI) yang hanya mengelola komoditas beras.
        Tugas publik Perum BULOG merupakan amanat dari Inpres No.3 tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Berita dan Penyaluran Beras oleh pemerintah. BULOG memiliki tiga tugas yang harus dijalankan yaitu tugas pertama melaksanakan kebijakan pembelian gabah/beras dalam negeri dengan ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Tugas kedua, menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi di berbagai kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Tugas ketiga, menyediakan dan menyalurkan beras untuk menjaga stabilitas harga beras, menanggulangi keadaan darurat, bencana dan rawan pangan. Ketiga tugas BULOG tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga dapat mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga maupun nasional yang lebih kokoh.
VISI
Menjadi perusahaan yang Unggul dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan.
MISI
1.      Memberikan Pelayanan Prima kepada Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya untuk Memenuhi Kebutuhan Pangan Pokok.
2.      Mencapai Pertumbuhan Usaha yang Berkelanjutan.
3.      Menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik.

B.         Gambaran Umum Gudang Bulog Cakranegara
Gudang adalah bangunan-bangunan milik pemerintah yang dikelola oleh perusahaan umum badan urusan logistic (perum BULOG)yang penggunanaanya pada umumnya untuk menyimpan komoditi pangan dan khususnya komoditi beras. Gudang dilingkungan perum bulog dikelola oleh seorang kepala gudang yang diserahi wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola gudang diperum bulog berdasarkan keputusan kepala badan urusan logistic (KABULOG). Kepala gudang perum bulog yang berlokasi didasan cermen ini, sepenuhnya dipertanggung jawabkan oleh kepala devisi regional (KADIVRE) nusa tenggara barat MATARAM.
Penanganan pergudangan yang dilaksanakan oleh kepala gudang, meliputi pemasokan, penyimpanan, perawatan, dan pengeluaran barang-barang komoditi perum BULOG, serta adminiostrasi keuangan, sumber daya manusia dan ketata usahaan. Gudang perum bulog GBB Dasan cermen dalam penanganan pemasukan komoditi beras diawali dengan pengadaan gabah untuk pengadaan gabah ini gudang perum bulog gbb. Dasan cermen dibantu oleh setidaknya 6 perusahaan rekanan atau disebut mitra kerja yaitu :
1.      CV. SURAKARTA
2.      PD. JAYA PERDANA
3.      UD. SRI KARMA
4.      UPGB LEMBAR NTB
5.      KOPEL NTB
6.      SATGAS ADA DAN LOMBOK BARAT
Perusahaan rekanan gudang perum bulog GBB dasan cermen ini masing-masing terikat dalam sebuah kontrak pengadaan dengan jumlah total 12.500 s/d 2.500 ton gabah kering giling (GKG) merupakan kapasitas gudang yang dimiliki oleh gudang perum bulog GBB dasan cermen yang harus disetujui oleh sepuluh rekan kerja tersebut, dengan distribusi masing-masing rekanan disesuaikan dengan kemampuan rekanan tersebut. Gudang GBB dasan cermen berdiri diatas 2 areal lahan dua hektar dengan jumlah gudang sebagai berikut :
1.      Kapasitas 3.500 ton sebanyak 2 unit = 7000 ton
2.      Kapasitas 1000 ton sebanyak 4 unit = 4000 ton
Selain gudang perum bulog ini, kepala gudang gbb dasan cermen juga menangani gudang filial atau non bulog (gudang sewa) dengan jumlah kapasitas sebanyak 12.500 ton.
A.    Lokasi

B.     Status Kepemilikan
Bulog ini dikelola oleh pemerintah, yang mempunyai karyawan untuk menangani berbagai masalah di gudang bulog dengan keahlian dibidang masing-masing. yang dipertanggung jawabkan oleh kepala devisi regional (KADIVRE) nusa tenggara barat MATARAM.
C.     Struktur Organisasi
Gudang perum bulog dapat diklasifikasi dalam tiga tipe yaitu :
1.      Tipe A1
2.      Tipe A2
3.      Tipe A3
Perbedaan ini didasarkan atas daya tampung atau kapasitas gudang. Struktur organisasi masing-masing tipe gudang tipe gudang perum bulog dapat di perlihatkan sebagai berikut ;
1.      Tipe A1
a.       Kepala
b.      Kerani 8 orang
c.       Juru timbang 8 orang
d.      Tata usaha 2 orang
2.      Tipe A2
a.       Kepala
b.      Kerani 6 orang
c.       Juru timbang 6 orang
d.      Tata usaha 1 orang
3.      Tipe a3
a.       Kepala
b.      Kerani 4 orang
c.       Juru timbang 4 orang
d.      Tata usaha 1 orang
Gudang Cakranegara I ini berkapasitas 11.000 ton berstatus gudang tipe B. Tugas yang dilaksanakan Kerani adalah         melakukan penyortiran dan penyusunan komiditi Perum BULOG, serta urusan pemasukan, penyimpanan, perawatan dan pengeluaran barang komoditi Perum BULOG dibawah pengawasan Kepala Gudang. Juru timbang mempunyai tugas melakukan urusan penimbangan, pencatatan dan perhitungan masuk dan keluarnya barang komoditi Perum BULOG, serta pengamatan dan pengujian ketepatan alat timbang dan perawatan kualitas barang Perum BULOG dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Gudang, sedangkan tata usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha pergudangan, kepegawaian dan keuangan dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Gudang.
C. Cara identifikasi jenis, jumlah,mutu, organoleptik dan fisik bahan pangan
Cara mengidentifikasi bahan dengan cara melakukan penyortiran dari segi mutu dan kualitas, beras yang memiliki kualitas baik seperti memiliki bentuk utuh dan berwarna putih akan dipisah dengan butir pecah, menir, benda asing dan beras yang berwarna kuning

D.  Syarat Mutu Bahan Pangan Serelia
Ada beberapa syarat mutu bahan pangan serelia yang menjadi keputusan untuk menerima dan menyimpan bahan pangan . seperti pada table berikut :
KOMPONEN MUTU
MAKSIMAL / MINIMAL
KUALITAS BERAS
Derajat Sosoh
Minimal
95%
Kadar Air
Maksimal
14%
Butir Patah
Maksimal
20%
Butir Menir
Maksimal
2%


E.   Tahapan penanganan sebelum dilakukan penyimpanan
Sebelum dilakukan penyimpanan beberapa tahapan yang dilakukan sebelum dilakukan penyimpan yang pertama selain dari sisi ruangan penyimpanan, beras yang datang masuk ke BULOG akan dilihat atau dilakukan penanganan untuk melihat derajat sosoh , kadar air , butir patah , dan butir menir . Dimana dilakukan dengan alat penyaring khusus Butir patah , butir menir dan menggunakan alat khusus mengukur kadar air . Untuk melakukan penyimpanan beras-beras akan diseleksi sesuai standar beras yang dapat disimpan.
        
           




F.   Teknik Penyimpanan Bahan Pangan
Setelah atau beras dinyatakan dapat diterima digudang , maka penanganan selanjutnya adalah proses penyimpanan gabah atau beras tersebut didalam gudang  . teknik penyimpanan meliputi kegiatan sanitasi gudag dan lingkungan, spraying / fogging / funigasi perawatan dengan gas CO2 dan teknikpenyimpanan dalam karung dengan menggunakan kunci 8 . Spraying dilakukan setiap 1 bulan sekali, sedangkan fumigasi tiap 3bulan sekali ,



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN :
·         Penanganan penyimpanan beras yang dilakukan pihak bulog GBB dasan cermen sangat baik dari penatalaksanaan penyimpanan dengan kunci 8 memudahkan untuk mengeluarkan beras untuk proses perawatan dan lain-lain
·         Proses perawatannya pun berbagai macam dari spraying dan fumigasi agar beras tetap terjaga dan penyimpanannya tahan lama serta tidak cepat mengalami bahan yang rusak
·         Untuk pemilihan beras yang rusak juga pihak bulog sangat teliti dalam memilih beras yang bagus dari butir pecah sampai beras patah dengan kadar air maksimal 14% penyimpanan bisa dilakukan pihak bulog sampai 1 tahun lamanya karna penanganan yang dilakukan sangat baik
SARAN :
·         Bersikap lebih analitis terhadap masalah
·         Memantapkan mekanisme koordinasi yang lebih efektif
·         Mengembangkan kerjasama yang baik agar saling mengguntungkan dan memperbaiki kebijakan pemerintah.


DAFTAR PUSTAKA
Materi Praktik Kunjungan  Lapangan  di Gudang Cakranegara I

      

Komentar

Postingan Populer